Senin, 17 November 2014

Perjalanan ke Negeri Sakura: Kyoto

DAY 6: OSAKA-KYOTO
Perjalanan menempuh waktu 8 jam. Pukul 8 pagi kami sudah tiba di terminal Willer Express di Umeda Sky Building. Lagi-lagi tempat ini, sepertinya memang saya ditakdirkan untuk terus kembali ke sini, ke Willer Express, ke Osaka. Udah 4 kali ke sini selama kami di Jepang. Di sana, saya membuang sepatu saya yang sudah tidak enak dipakai, sekalian buang sial. Hahahha. Saya meneruskan perjalanan dengan sandal jepit Melta, yang walaupun sempit, tapi lebih proper daripada sepatu saya.

Kami memiliki 2 pilihan untuk pergi dari Osaka ke Kyoto. Pertama, naik Shinkansen 10 menit dengan harga 1420 Yen* atau naik kereta biasa 30 menit dengan harga 560 Yen*. Rencananya saya akan naik Shinkansen saat pulang dari Kyoto ke Osaka (flight kami ke Indonesia dari Osaka). Kami pun naik kereta biasa dan.. voila! Dalam 30 menit kami sudah berada di Kyoto!

Stasiun Kyoto sangatlah luas, kami membeli Kyoto Bus Pass (500 Yen seharian) terlebih dahulu untuk berkeliling Kyoto nantinya. Kami berjalan kaki menuju penginapan J-Hoppers Kyoto (5300 Yen untuk 2 malam), dari stasiun kira-kira jaraknya 20 menit. Sesampainya di hostel, saya mandi dulu kemudian bersiap menjelajah Kyoto! Sehabis makan, saya mencari sepatu boots di Department Store dekat stasiun. Sangatlah sulit mencari sepatu dengan ukuran kaki saya 41. Sepertinya memang cewek2 Jepang kakinya kecil mungil, ga kaya saya. Akhirnya setelah 2 jam mencari, ketemu juga boots di GU. Ga disangka, harganya cukup murah dan ada ukuran saya. Langsung saja saya membelinya! (N.B: setelah saya kembali ke Jakarta, saya menemukan sepatu yang sama di UNIQLO dengan harga 2 kali lipat)

GINKAKUJI TEMPLE
Setelah belanja, kami pergi dengan menggunakan bis dari stasiun Kyoto ke Ginkakuji Temple, kami naik bis ke stasiun terdekat, kemudian jalan kaki menuju templenya. Sepanjang jalan menuju temple, terdapat berbagai jajanan dan pernak-pernik khas Jepang. Saya tergiur untuk membeli Es Krim Green Tea-nya (300 Yen). Nyam! Sepanjang saya di Jepang, semua makan di sini beserta jajanannya enak-enak. Ga ada yang ga enak. Bahkan melta yang katanya picky eater juga makan terus selama di sini.

I miss this ice cream when back to Jakarta

Ginkakuji (tiket masuk 500 Yen) ini templenya sangat rindang, dipenuhi dengan pepohonan. Sayang, tidak ada guide yang bisa menceritakan asal muasal temple ini pada saya, keterangan di bookletnya pun menurut saya kurang jelas. Tapi menurut saya templenya sangat bagus. Saya mulai jatuh cinta dengan kota budaya, Kyoto. Sesuai dugaan saya sebelumnya..

Ginkakuji Temple

KYOMIZUDERA
Hari mulai sore, dan kami  memutuskan untuk pergi ke kuil lain, Kiyomizudera (tiket masuk 300 Yen). Perjalanan ke kuil ini juga dipenuhi stall2 makanan dan pernak pernik. Kami betah berlama-lama jalan di sini. Karena hari mulai sore, kami pun agak tergesa-gesa ke sana. Kiyomizudera adalah kawasan kuil yang sangat luas. Kami mengitari kuil ini selama 1 jam. Sayang, di sana, ada kuil yang sedang direnovasi. Kami menghabiskan sunset di tempat ini, melihat pemandangan kota Kyoto yang begitu cantik. Di mana-mana banyak wanita yang memakai Yukata. Mungkin lain waktu saya juga pengen nyoba jalan-jalan di Jepang pake yukata. Hihi.

Sunset in Kyoto from Kyomizudera

GION
Ternyata boots yang baru saya beli juga tidak senyaman itu saat dipakai. Saya pun menemukan sepatu kets Puma dengan harga diskon di jalan dan membelinya. Haha. Boros banget gue belanja2 mulu. Sehabis dari Kiyomizudera, kami melanjutkan perjalanan ke kawasan Gion. Kawasan ini adalah pusat perbelanjaan di Kyoto. Kawasan ini juga terkenal dengan Geisha-nya. Sayang, kami tidak menemukan Geisha saat itu.

Dari Gion kami pulang ke hostel. Kami makan di dekat hostel (650 Yen) lalu kemudian beristirahat. Menurut saya, hostel ini agak kurang nyaman. Dinginnya udara di luar masuk ke dalam, saya tidak tahu apa pemanas di dalam rusak atau dindingnya kurang tebal. Yang jelas, banyak orang juga mengeluhkan hal itu di internet. Showernya agak aneh karena harus ditekan tiap 5 menit sekali. Dan untuk menuju ke lantai atas tidak tersedia lift, alias harus naik tangga. J-Hoppers Hostel ini memang terkenal sebagai salah satu pelopor hostel di Jepang, sudah berdiri sejak tahun 2000-an. Mungkin karena sudah lama ini, maintenance-nya jadi kurang, berbeda sama hostel2 baru yang sebelumnya saya inapi. Kelebihannya, penerima tamunya ramah. Namanya Yulia, dan dia berasal dari Rusia. Hostel ini juga meminjamkan yukata free untuk kita berfoto-foto.

DAY 7 : KYOTO
Belajar dari pengalaman kami sebelumnya, kami bangun pukul 7 pagi dan berangkat pukul 8. Udah hari ke-7, baru belajar, telat booo! HAHAHHA.
Hari ini kami berencana akan pergi ke Kinkakuji Temple, kawasan Arashiyama dan juga Nishiki Market.

KINKAKUJI TEMPLE
Perjalanan dari stasiun Kyoto menuju Kinkakuji ditempuh dalam waktu 1 jam dengan menggunakan bis. Kinkakuji temple (tiket masuk 400 Yen) ini sangat terkenal dengan kuil emasnya. Benar saja, begitu masuk ke dalam, saya menemukan kuil emas yang sangat cantik dengan pantulan air yang sempurna. Saya semakin jatuh cinta dengan Kyoto. Setelah mengitari area kuil, kami pun melanjutkan perjalanan ke Arashiyama. Oh iya, kuil-kuil yang saya datangi di Kyoto ini hanya bisa dilihat dari luar. Kita tidak dapat masuk ke dalam untuk melihat isi kuil tersebut.

The beautiful Kinkakuji Temple (Golden Pavillion)

ARASHIYAMA
Kami naik bis ke Arashiyama di mana terdapat Togetsukyo Bridge, yang sangat bagus di musim gugur. Sayang, waktu itu daun musim gugur di Kyoto belum nampak. Puncak musim gugur di Kyoto itu bulan November. Saya terbayang  bagaimana indahnya jembatan tersebut dengan latar belakang daun musim gugur yang memukau. Setelah melewati jembatan, kami mengikuti jalan, yang akhirnya membawa kami ke Bamboo Path. Tempat ini sangat keren, terdapat jalan di mana kiri kanannya ada pohon bamboo yang tinggi menjulang. Cooooool! Setelah itu, kami naik Sagano Romantic Train (620 Yen) yang di sekitarnya terdapat pohon dan sungai cantik. Sagano train ini jadwalnya sejam sekali. Waktu saya ke sana, saya datang jam 1, tapi mendapatkan tiket yang jam 3. Harus menunggu agak lama untuk menikmati Sagano.

Togetsukyo Bridge

Bamboo Path

Setelah berkeliling dengan Sagano train, kami naik JR dari stasiun terdekat (200 Yen) untuk kembali ke terminal bis untuk melanjutkan perjalanan ke Nishiki Market. Agak deg-degan juga karena pasar ini tutupnya jam 5. Beruntung, hari itu adalah malam minggu, dan ternyata pasarnya tutup agak malam. Kami belanja oleh-oleh di Nishiki Market, dan sekitarnya. Akhirnya kami bisa puas-puasin belanja oleh-oleh. Pas banget, karena itu adalah malam terakhir kami di Jepang.


Sagano Romantic Train


View from Sagano Romantic Train

Pukul 9 malam kami pulang ke hostel dan saya berfoto-foto dengan yukata yang disediakan. Sayang si Mel ga mau foto pake yukata. Malam itu kami mulai packing dan menyadari bahwa bawaan kami berlipat ganda. Semoga kami tidak kena tambahan bagasi di flight esok hari.

DAY 8: KYOTO-KUALA LUMPUR
Tak terasa sudah hari terakhir di Jepang. Saya sangat sedih karena saya mulai mencintai kota ini, dan negara ini. Yaa selain itu males juga sih ke kantor tau bakal ada kerjaan numpuk. Hahaha. Hari ini kami bangun pagi kembali karena akan mengeksplor sebuah kuil yang tak kalah cantiknya dengan kuil lain, Fushimi Inari Shrine (free entry).

FUSHIMI INARI SHRINE 
Kuil ini masuk dalam peringkat pertama tempat di Jepang yang paling banyak dikunjungi oleh turis versi Trip Advisor. Terdapat ribuan gerbang untuk menuju puncaknya. Perjalanan menuju puncak memakan waktu 1.5 jam. Kami tidak sampai puncak dan hanya berhenti di tengah-tengah. Selain lelah, kami juga harus mengejar bis untuk kembali ke hostel lalu pulang ke Osaka.

Sepanjang Fushimi Inari Shrine pemandangannya begini semua

Sehabis makan siang, kami mengambil barang bawaan kami di Hostel kemudian ke stasiun Kyoto, tempat kita akan menaiki Shinkansen ke Osaka (1420 Yen). Shinkansen ini benar-benar cepat, dalam 10 menit kami sudah tiba di Osaka. Di luar kereta terlihat pemandangannya cepat sekali berubah, sementara di dalam, tidak terasa kecepatannya. Coool! Jika Anda memiliki banyak budget, Anda bisa menggunakan Shinkansen untuk berkeliling Jepang. Harganya sendiri sekitar 3 juta rupiah untuk satu minggu. Jarak dari Osaka ke Tokyo saja hanya ditempuh dalam waktu 2 jam, berbeda dengan naik bis malam yang menempuh waktu 8 jam.

Tiket Shinkansen Kyoto-Osaka

Shinkansen (Japanese bullet train)

Setibanya di Osaka, kami menuju Namba untuk menaiki Nankai Express ke Bandara Kansai. Yang kami takutkan terjadi, tas kami overload sehingga harus menambah extra bagasi. Kamipun membayar 4000 Yen untuk kelebihan bagasi kami berdua. Di bandara, akhirnya kami bertemu Tokyo Banana, yang sangat sulit dicari di Jepang. Tokyo Banana ini sangat terkenal di Indonesia, sementara di Jepang, sepertinya biasa saja. Maklum, semua snack di Jepang memang enak-enak. Kata teman saya, kalau mau mencari Tokyo Banana yang lebih murah, bisa dicari di Tokyo Sky Tree. Perbedaan harga sampai dengan Rp 50.000 dibanding di bandara.

Pukul 4 sore, saatnya kami berpisah dengan Jepang. Sedih rasanya. Jam 10 malam kami sudah tiba kembali di Kuala Lumpur. Suasana di sana sangat berbeda. Kami bertemu dengan petugas imigrasi yang galak-galak, jauh berbeda dengan orang Jepang yang sangat baik dan sangat santun. Di Jepang, orang-orangnya sangat helpful. Meskipun mereka tidak bisa Bahasa Inggris, tapi mereka akan mencoba menjawab pertanyaan kita sekuat tenaga, saya sendiri sampai kasihan melihatnya. Mereka juga selalu berterima kasih dan minta maaf. Bayangkan, saya tidak sengaja menyenggol orang di bis, eh malah dia yang minta maaf. Padahal saya yang salah, jadi merasa gak enak sendiri..

Karena sudah tahu spot enak untuk tidur, kami mengunjungi Burger King yang sofanya bisa untuk ditiduri. Setelah makan malam di sana, saya pun tertidur. Cukup pulas hari itu. Keesokan harinya kami berangkat ke Jakarta pukul 8 pagi dan tiba di Jakarta pukul 9. Selamat kembali ke kota yang panas dan macet. Hehehe..

Note:
*1 Yen = 113.5 Rupiah
Total biaya keseluruhan perjalanan kurang lebih Rp13.500.000 (jika tidak terjadi ketinggalan bus dan tidak belanja belanji, mungkin bisa Rp 11.000.000)

Arigatou Gozaimasu, Japan!

3 komentar: