DAY 6: OSAKA-KYOTO
Perjalanan menempuh waktu 8 jam.
Pukul 8 pagi kami sudah tiba di terminal Willer Express di Umeda Sky Building.
Lagi-lagi tempat ini, sepertinya memang saya ditakdirkan untuk terus kembali ke
sini, ke Willer Express, ke Osaka. Udah 4 kali ke sini selama kami di Jepang. Di
sana, saya membuang sepatu saya yang sudah tidak enak dipakai, sekalian buang
sial. Hahahha. Saya meneruskan perjalanan dengan sandal jepit Melta, yang
walaupun sempit, tapi lebih proper daripada sepatu saya.
Kami memiliki 2 pilihan untuk pergi dari Osaka ke Kyoto. Pertama, naik Shinkansen 10 menit dengan harga 1420 Yen* atau naik
kereta biasa 30 menit dengan harga 560 Yen*. Rencananya saya akan naik
Shinkansen saat pulang dari Kyoto ke Osaka (flight kami ke Indonesia dari
Osaka). Kami pun naik kereta biasa dan.. voila! Dalam 30 menit kami sudah
berada di Kyoto!
Stasiun Kyoto sangatlah luas, kami
membeli Kyoto Bus Pass (500 Yen seharian) terlebih dahulu untuk berkeliling
Kyoto nantinya. Kami berjalan kaki menuju penginapan J-Hoppers Kyoto (5300 Yen
untuk 2 malam), dari stasiun kira-kira jaraknya 20 menit. Sesampainya di
hostel, saya mandi dulu kemudian bersiap menjelajah Kyoto! Sehabis makan, saya
mencari sepatu boots di Department Store dekat stasiun. Sangatlah sulit mencari
sepatu dengan ukuran kaki saya 41. Sepertinya memang cewek2 Jepang kakinya
kecil mungil, ga kaya saya. Akhirnya setelah 2 jam mencari, ketemu juga boots
di GU. Ga disangka, harganya cukup murah dan ada ukuran saya. Langsung saja
saya membelinya! (N.B: setelah saya kembali ke Jakarta, saya menemukan sepatu yang sama di UNIQLO dengan harga 2 kali lipat)
GINKAKUJI TEMPLE
Setelah belanja, kami pergi dengan
menggunakan bis dari stasiun Kyoto ke Ginkakuji Temple, kami naik bis ke
stasiun terdekat, kemudian jalan kaki menuju templenya. Sepanjang jalan menuju
temple, terdapat berbagai jajanan dan pernak-pernik khas Jepang. Saya tergiur
untuk membeli Es Krim Green Tea-nya (300 Yen). Nyam! Sepanjang saya di Jepang,
semua makan di sini beserta jajanannya enak-enak. Ga ada yang ga enak. Bahkan
melta yang katanya picky eater juga makan terus selama di sini.
Ginkakuji (tiket masuk 500 Yen) ini
templenya sangat rindang, dipenuhi dengan pepohonan. Sayang, tidak ada guide
yang bisa menceritakan asal muasal temple ini pada saya, keterangan di
bookletnya pun menurut saya kurang jelas. Tapi menurut saya templenya sangat
bagus. Saya mulai jatuh cinta dengan kota budaya, Kyoto. Sesuai dugaan saya
sebelumnya..
Ginkakuji Temple
KYOMIZUDERA
Hari mulai sore, dan kami memutuskan untuk pergi ke kuil lain,
Kiyomizudera (tiket masuk 300 Yen). Perjalanan ke kuil ini juga dipenuhi stall2
makanan dan pernak pernik. Kami betah berlama-lama jalan di sini. Karena hari
mulai sore, kami pun agak tergesa-gesa ke sana. Kiyomizudera adalah kawasan
kuil yang sangat luas. Kami mengitari kuil ini selama 1 jam. Sayang, di sana,
ada kuil yang sedang direnovasi. Kami menghabiskan sunset di tempat ini,
melihat pemandangan kota Kyoto yang begitu cantik. Di mana-mana banyak wanita
yang memakai Yukata. Mungkin lain waktu saya juga pengen nyoba jalan-jalan di
Jepang pake yukata. Hihi.
GION
Ternyata boots yang baru saya beli
juga tidak senyaman itu saat dipakai. Saya pun menemukan sepatu kets Puma
dengan harga diskon di jalan dan membelinya. Haha. Boros banget gue belanja2
mulu. Sehabis dari Kiyomizudera, kami melanjutkan perjalanan ke kawasan Gion.
Kawasan ini adalah pusat perbelanjaan di Kyoto. Kawasan ini juga terkenal
dengan Geisha-nya. Sayang, kami tidak menemukan Geisha saat itu.
Dari Gion kami pulang ke hostel.
Kami makan di dekat hostel (650 Yen) lalu kemudian beristirahat. Menurut saya,
hostel ini agak kurang nyaman. Dinginnya udara di luar masuk ke dalam, saya
tidak tahu apa pemanas di dalam rusak atau dindingnya kurang tebal. Yang jelas,
banyak orang juga mengeluhkan hal itu di internet. Showernya agak aneh karena
harus ditekan tiap 5 menit sekali. Dan untuk menuju ke lantai atas tidak
tersedia lift, alias harus naik tangga. J-Hoppers Hostel ini memang terkenal
sebagai salah satu pelopor hostel di Jepang, sudah berdiri sejak tahun 2000-an.
Mungkin karena sudah lama ini, maintenance-nya jadi kurang, berbeda sama
hostel2 baru yang sebelumnya saya inapi. Kelebihannya, penerima tamunya ramah.
Namanya Yulia, dan dia berasal dari Rusia. Hostel ini juga meminjamkan yukata
free untuk kita berfoto-foto.
DAY 7 : KYOTO
Belajar dari pengalaman kami
sebelumnya, kami bangun pukul 7 pagi dan berangkat pukul 8. Udah hari ke-7,
baru belajar, telat booo! HAHAHHA.
Hari ini kami berencana akan pergi
ke Kinkakuji Temple, kawasan Arashiyama dan juga Nishiki Market.
KINKAKUJI TEMPLE
Perjalanan dari stasiun Kyoto menuju Kinkakuji ditempuh dalam waktu 1 jam dengan menggunakan bis. Kinkakuji temple (tiket masuk 400 Yen) ini sangat terkenal dengan kuil emasnya. Benar saja, begitu masuk ke dalam, saya menemukan kuil emas yang sangat cantik dengan pantulan air yang sempurna. Saya semakin jatuh cinta dengan Kyoto. Setelah mengitari area kuil, kami pun melanjutkan perjalanan ke Arashiyama. Oh iya, kuil-kuil yang saya datangi di Kyoto ini hanya bisa dilihat dari luar. Kita tidak dapat masuk ke dalam untuk melihat isi kuil tersebut.
Perjalanan dari stasiun Kyoto menuju Kinkakuji ditempuh dalam waktu 1 jam dengan menggunakan bis. Kinkakuji temple (tiket masuk 400 Yen) ini sangat terkenal dengan kuil emasnya. Benar saja, begitu masuk ke dalam, saya menemukan kuil emas yang sangat cantik dengan pantulan air yang sempurna. Saya semakin jatuh cinta dengan Kyoto. Setelah mengitari area kuil, kami pun melanjutkan perjalanan ke Arashiyama. Oh iya, kuil-kuil yang saya datangi di Kyoto ini hanya bisa dilihat dari luar. Kita tidak dapat masuk ke dalam untuk melihat isi kuil tersebut.
ARASHIYAMA
Kami naik bis ke Arashiyama di mana
terdapat Togetsukyo Bridge, yang sangat bagus di musim gugur. Sayang, waktu itu
daun musim gugur di Kyoto belum nampak. Puncak musim gugur di Kyoto itu bulan
November. Saya terbayang bagaimana
indahnya jembatan tersebut dengan latar belakang daun musim gugur yang memukau.
Setelah melewati jembatan, kami mengikuti jalan, yang akhirnya membawa kami ke
Bamboo Path. Tempat ini sangat keren, terdapat jalan di mana kiri kanannya ada
pohon bamboo yang tinggi menjulang. Cooooool! Setelah itu, kami naik Sagano Romantic Train (620 Yen) yang di sekitarnya terdapat pohon dan sungai cantik. Sagano
train ini jadwalnya sejam sekali. Waktu saya ke sana, saya datang jam 1, tapi
mendapatkan tiket yang jam 3. Harus menunggu agak lama untuk menikmati Sagano.
Setelah berkeliling dengan Sagano train, kami naik JR dari stasiun terdekat (200 Yen) untuk kembali ke terminal bis untuk melanjutkan perjalanan ke Nishiki Market. Agak deg-degan juga karena pasar ini tutupnya jam 5. Beruntung, hari itu adalah malam minggu, dan ternyata pasarnya tutup agak malam. Kami belanja oleh-oleh di Nishiki Market, dan sekitarnya. Akhirnya kami bisa puas-puasin belanja oleh-oleh. Pas banget, karena itu adalah malam terakhir kami di Jepang.
Togetsukyo Bridge
Bamboo Path
Setelah berkeliling dengan Sagano train, kami naik JR dari stasiun terdekat (200 Yen) untuk kembali ke terminal bis untuk melanjutkan perjalanan ke Nishiki Market. Agak deg-degan juga karena pasar ini tutupnya jam 5. Beruntung, hari itu adalah malam minggu, dan ternyata pasarnya tutup agak malam. Kami belanja oleh-oleh di Nishiki Market, dan sekitarnya. Akhirnya kami bisa puas-puasin belanja oleh-oleh. Pas banget, karena itu adalah malam terakhir kami di Jepang.
Sagano Romantic Train
Pukul 9 malam kami pulang ke hostel
dan saya berfoto-foto dengan yukata yang disediakan. Sayang si Mel ga mau foto
pake yukata. Malam itu kami mulai packing dan menyadari bahwa bawaan kami
berlipat ganda. Semoga kami tidak kena tambahan bagasi di flight esok hari.
DAY 8: KYOTO-KUALA LUMPUR
Tak terasa sudah hari terakhir di Jepang. Saya sangat sedih karena saya
mulai mencintai kota ini, dan negara ini. Yaa selain itu males juga sih ke
kantor tau bakal ada kerjaan numpuk. Hahaha. Hari ini kami bangun pagi kembali
karena akan mengeksplor sebuah kuil yang tak kalah cantiknya dengan kuil lain,
Fushimi Inari Shrine (free entry).
FUSHIMI INARI SHRINE
Kuil ini masuk dalam peringkat pertama tempat di Jepang yang
paling banyak dikunjungi oleh turis versi Trip Advisor. Terdapat ribuan gerbang untuk menuju puncaknya. Perjalanan menuju
puncak memakan waktu 1.5 jam. Kami tidak sampai puncak dan hanya
berhenti di tengah-tengah. Selain lelah, kami juga harus mengejar bis untuk
kembali ke hostel lalu pulang ke Osaka.
Sehabis makan siang, kami mengambil
barang bawaan kami di Hostel kemudian ke stasiun Kyoto, tempat kita akan
menaiki Shinkansen ke Osaka (1420 Yen). Shinkansen ini benar-benar cepat, dalam
10 menit kami sudah tiba di Osaka. Di luar kereta terlihat pemandangannya cepat
sekali berubah, sementara di dalam, tidak terasa kecepatannya. Coool! Jika Anda
memiliki banyak budget, Anda bisa menggunakan Shinkansen untuk berkeliling
Jepang. Harganya sendiri sekitar 3 juta rupiah untuk satu minggu. Jarak dari
Osaka ke Tokyo saja hanya ditempuh dalam waktu 2 jam, berbeda dengan naik bis
malam yang menempuh waktu 8 jam.
Tiket Shinkansen Kyoto-Osaka
Shinkansen (Japanese bullet train)
Setibanya di Osaka, kami menuju
Namba untuk menaiki Nankai Express ke Bandara Kansai. Yang kami takutkan
terjadi, tas kami overload sehingga harus menambah extra bagasi. Kamipun
membayar 4000 Yen untuk kelebihan bagasi kami berdua. Di bandara, akhirnya kami
bertemu Tokyo Banana, yang sangat sulit dicari di Jepang. Tokyo Banana ini
sangat terkenal di Indonesia, sementara di Jepang, sepertinya biasa saja.
Maklum, semua snack di Jepang memang enak-enak. Kata teman saya, kalau mau
mencari Tokyo Banana yang lebih murah, bisa dicari di Tokyo Sky Tree. Perbedaan
harga sampai dengan Rp 50.000 dibanding di bandara.
Pukul 4 sore, saatnya kami berpisah
dengan Jepang. Sedih rasanya. Jam 10 malam kami sudah tiba kembali di Kuala
Lumpur. Suasana di sana sangat berbeda. Kami bertemu dengan petugas imigrasi
yang galak-galak, jauh berbeda dengan orang Jepang yang sangat baik dan sangat
santun. Di Jepang, orang-orangnya sangat helpful. Meskipun mereka tidak bisa
Bahasa Inggris, tapi mereka akan mencoba menjawab pertanyaan kita sekuat
tenaga, saya sendiri sampai kasihan melihatnya. Mereka juga selalu berterima
kasih dan minta maaf. Bayangkan, saya tidak sengaja menyenggol orang di bis, eh
malah dia yang minta maaf. Padahal saya yang salah, jadi merasa gak enak
sendiri..
Karena sudah tahu spot enak untuk
tidur, kami mengunjungi Burger King yang sofanya bisa untuk ditiduri. Setelah
makan malam di sana, saya pun tertidur. Cukup pulas hari itu. Keesokan harinya
kami berangkat ke Jakarta pukul 8 pagi dan tiba di Jakarta pukul 9. Selamat
kembali ke kota yang panas dan macet. Hehehe..
Note:
*1 Yen = 113.5
Rupiah
Total biaya keseluruhan perjalanan
kurang lebih Rp13.500.000 (jika tidak terjadi ketinggalan bus dan tidak belanja belanji, mungkin bisa Rp
11.000.000)
Arigatou Gozaimasu, Japan!